Saturday, February 18, 2012

HUBUNGAN ANTARA FAKTA,KONSEP DAN GENERALISASI (download)


Ilmu-ilmu social mempelajari tindakan-tinadakan manusia yang berlangsung dalam proses kehidupan dalam upacaya menjelaskan mengapa manusia berprilaku seperti yang mereka lakukan. Suatu struktur ilmu pengetahuan, termasuk ilmu social, tersusun dalam tiga tindakan dari yang paling sempit ke yang paling luas, yaitu :
1. Fakta.
2. Konsep.
3. Generalisasi (Savage dan Armstrong, 1996 : 24 dalam Fakih Samlawi Bunyamin Maftuh : 4).
A. Fakta
Fakta adalah informasi tau data yang ada/terjadi dalam kehidupan dan dikumpulkan oleh para ahli ilmu social yang terjamin kebenarannya. Akan tetapi fakta ini memiliki kekuatan menjelaskan yang terbatas. Beberapa contoh fakta,seperti dibawah ini :
- Gunung Galunggung meletus tahun 1982.
- Pada tahun 1997 banyak hutan di Sumatera dan Kalimantan terbakar.
- Jakarta adalah ibukota Indonesia.
- Jawa Barat mempunyai penduduk lebih banyak dari pada Irian Jaya.
- Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah pada tanggal 17 Agustus 1945.
- Penduduk Indonesia berkonsentrasi di Pulau Jawa, Bali, dan Madura.
- Ikrar Sumpah Pemuda terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928.
- Bandung adalah Ibu Kota Propinsi jawa Barat.
- Orde Reformasi dimulai tahun 1998.
Menurut Savage dan Armstrong (1996:24) mengatakan bahwa : “Konsep tidak dapat dipelajari dalam kekosongan, melainkan dicapai dalam suatu proses yang melibatkan fakta-fakta yang khusus”. Oleh sebab itu guru harus memilih fakta yang dapat membantu siswa untuk mampu memahami konsep dan generalisasi. Dapat dikatakan bahwa fakata adalah merupakan suatu kejadian atau peristiwa yang pernah terjadi atau pernah ada dan memberikan informasi yang bermakna bagi manusia, sehingga dapat membentuk sebuah konsep.
B. Konsep
Didalam kata konsep terdapat dua makna yang terkandung didalamnya, namun untuk mebedakannya kita bisa melihat tentang kata konsep yang dicontohkan dengan dua kalimat seperti dibawah ini :
Pertama ; Mahasiswa PPL itu belum selesai membuat konsep laporan praktek mengajar.
Kedua ; Saya belum mengerti tentang konsep IPS yang diterangkan oleh dosen.
Pengertiannya atau maknanya adalah pada kalimat pertama yaitu berarti “rancangan” atau draff. Sedangkan pengertian atau makna kata dari konsep pada kalimat kedua adalah gagasan atau ide, pokok-pokok pikiran dalam pelajaran IPS.
Konsep adalah suatu kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan masalah. Menurut S. Hamid Husen (1995) mengemukakan bahwa : “Konsep adalah pengabstraksian dari sejumlah benda yang memiliki karakteristik yang sama”. Namun menurut More dalam Skell (1995:30) bahwa : “konsep itu adalah sesuatu yang tersimpan sebuah idea tau sebuah gagasan". Sedangkan Parker menyatakan bahwa ; “konsep adalah gagasan-gagasan tentang sesuatu. Konsep dapat juga dikatakan sebagai gagasan yang ada melalui contoh-contoh. Dapat ditarik kesimpulan dari contoh diatas bahwa seseorang harus terlibat dalam proses berfikir, karena ia sedang memikirkan tentang contoh-contoh konsep. Proses berfikir itu sering disebut dengan istilah “konseptualisasi”, yaitu suatu yang terus menerus yang berlangsung apabila seseorang sedang memikirkan contoh-contoh baru dari suatu konsep.
Konsep dapat dinyatakan dalam sejumlah bentuk konkrit atau abstrak, luar atau sempit, satu atau frase. Beberapa konsep yang bersifat konkrit, misalnya seperti dibawah ini :
- Manusia
- Gunung
- Lautan
- Daratan
- Rumah
- Negara
- Barang konsumsi
- Pakaian
- Pabrik.
Sementara konsep yang bersifat abstrak adalah, seperti berikut dibawah ini :
- Demokrasi
- Kejujuran
- Kesetiaan
- Keadilan
- Kebebasan
- Tanggung jawab
- Hak
- Pertimbangan
- Sistem hokum
Konsep dapat berupa sejumlah fakta yang memiliki keterkaitan dengan makna atau difinisi yang ditentukan. Karakteristik atau cirri-ciri konsep disebut atribut , misalnya konsep tentang “sepeda motor” dapat dijelaskan dengan atribut berikut :
1. Kendaraan beroda dua.
2. Digerakkan dengan mesin.
3. Berbahan bakar bensin.

C. Generalisasi

Generalisasi berasal dari kata “general” yang berarti umum atau menyeluruh. Fakih SAmlawi (1989:9) mengemukakan bahwa : “Generalisasi merupakan sejumlah konsep yang memiliki karakteristik dan makna. Generalisasi adalah pernyataan tentang hubungan diantara konsep. Generalisasi mengungkapkan sejumlah besar informasi”. Pendapat Savage dan Amstrong (1996:26) sebagai berikut : “Ketika angka pengangguran di suatu Negara meningkat, maka kejahatan dan criminal pun meningkat pula”.
Dari generelasisi tersebut terdapat berupa konsep yaitu : konsep pengangguran, konsep Negara, konsep kejahatan, dan konsep kriminal.

FAKTA, KONSEP, DAN GENERALISASI DALAM IPS
A. Fakta dalam IPS
Dalam kurikulum Sekolah Dasar tahun 2004 dikemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu mata pelajaran yang mengkaji serangkaian peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu social dan kewarganegaraan. Sedangkan fungsinya adalah untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan Negara Indonesia. Dengan fakta-fakta yang ada kita dapat menyimpulkan sesuatu atau beberapa peristiwa yang pernah terjadi, apabila ditarik suatu kesimpulan terhadap informasi harus didukung dengan fakta-fakta yang ada untuk memberikan pembuktian terhadap kebenaran suatu informasi. Fakta sangat penting dalam struktur ilmu atau susunan ilmu karena dari fakta yang ada dapat membentuk suatu konsep dan generalisasi. Dari fakta-fakta yang ada dan saling berkaitan maka kita dapat membentuk sutu konsep atau pengertian yang membantu kita untuk berfikir.
B. Konsep dalam IPS
IPS sebagai bidang kajian terdiri dari konsep dasar sejarah, seperti konsep peristiwa/kejadian waktu dan tempat. Geografi terdiri dari konsep seperti dibawah ini :
- lokasi,
- posisi (kedudukan),
- situasi,
- tempat (site),
- distribusi, dan
- perancangan.
Selanjutnya didalam ilmu ekonomi tediri dari konsep seperti berikut dibawah ini :
- Konsep kelangkaan (scancity).
- Spesialisasi (specialization).
- Saling ketergantungan (interdependence).
- Pasar (market), dan
- Konsep kebijaksanaan umum (public policy).
Pada ilmu sosiologi konsep yang dikaji didalamnya adalah konsep keanggotaan dalam kelompok seperti dibawah ini :
- Perilaku.
- Tujuan.
- Norma.
- Nilai.
- Peran.
- Keluwesan.
- Lokasi.
Sedangkan adat istiadat, etika, tradisi, hokum dan keyakinan.
Didalam ilmu psikologi social konsep-konsep yang terkandung adalah :
- Kemandirian.
- Motif.
- Sikap,
- Persepsi Interpersonal.
- Kelompok.
- Norma kelompok.
- Konflik dan lain sebagainya.
Dan pada ilmu politik terkandung pula, seperti yang tertera dibawah ini :
- Konsep Negara.
- Kekuasaan.
- Pengambilan keputusan.
- Kebijaksanaan.
- Pembagian kekuasaan.
- Demokrasi, dan lain sebagainya.
Setelah dikemukakan sejumlah konsep dasar ilmu social diatas yang membangun bahan kajian IPS, maka jelas bahwa kedudukan konsep dalam IPS merupakan bahan kajian utama untuk menelaah berbagai masalah social yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menyelesaikan masalah kita harus menggunkan berbagai konsep ilmu social yang telah dipaparkan diatas, seperti konsep kelompok, konflik, perilaku, peran dan lain-lain. Tanpa menggunakan konsep itu akan sulit untuk memberikan solusi terbaik terhadap masalah yang dihadapi. Untuk menarik suatu kesimpulan atau keputusan tertentu maka kita tidak akan terlepas dari proses generalisasian, oleh sebab itu dibawah ini akan diarahkan bagaimana kedudukan atau peran generalisasi dalam Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
C. Generalisasi Dalam IPS
Jelas dikatakan bahwa pada Ilmu Pengetahuan tidak akan dapat terbentuk secara teoritis apabila tidak didukung oleh generalisasi. Keterkaitan dan kedudukan atau peranan generalisasi dalam IPS sudah diawali sejak pengumpulan fakta atau data, membentuk suatu konsep dan akhirnya membuat suatu generalisasi.
Untuk lebih jelasnya tentang kedudukan generalisasi dalam IPS dapat kita simak pada ilustrasi dibawah ini.
“Makin tinggi” tingkat pendidikan suatu masyarakat, maka makin tinggi tingkat kesejahteraan masyarakat tersebut”. Dapat dijadikan suatu dalil atau teori bahwa : “ tingkat pendidikan berkolerasi posotif terhadap tingkat kesejahteraan”. Sedangkan konsep pendidikan dan konsep kesejahteraan merupakan suatu bahan kajian yang sangat penting ddalam Ilmu Pengetahuan Sosial.

MODEL PEMBELAJARAN KONSEP, FAKTA, GENERALISASI DALAM IPS
Siswa Sekolah Dasar sebagai calon-calon ilmuan dikemudian hari, sejak dini harus memahami tentang struktur ilmu pengetahuan yang diawali dengan fakta, selanjutnya membentuk suatu konsep dan dari konsep-konsep membuat suatu generalisasi. Memahami ketiga unsur tersebut sangatlah penting, karena untuk membentuk suatu teori dalam ilmu pengetahuan tidak akan terlepas dari unsure fakta, konsep, dan generalisasi.
Sumber : http://heroesmart.blogspot.com/

TEORI PROSES TERBENTUKNYA TATA SURYA (download)


TEORI TERBENTUKNYA TATA SURYA
Ada beberapa teori yang saya ketahui tentang terbentuknya tata surya. saat saya mencari hal itu saya menemukan setidaknya ada 5 hal atau 5 teori tentang terbentuknya tata surya. antara lain : TEORI KABUT, TEORY PLANETESIMAL, TEORY BINTANG KEMBAR, TEORY PASANG SURUT, TEORY AWAN DEBU(PROTO PLANET)
TEORI KABUT
Teori Kabut disebut juga Teori Nebula.Teori tersebut dikemukakan oleh Immanuel Kart dan Simon de Laplace.Menurut teori ini mula-mula ada sebuah nebula yang baur dan hampir bulat yang berotasi dengan kecepatan sangat lambat sehingga mulai menyusut.Akibatnya terbentuklah sebuah cakram datar bagian tengahnya.penyusutan berlanjut dan terbentuk matahari di pusat cakram.Cakram berotasi lebih cepat sehinggabagian tepi-tepi cakram terlepas membentuk gelang-gelang bahan.Kemudian bahan dalam gelang-gelang memadat menjadi planet-planet yang berevolusi mengitari Matahari.
TEORI PLANETESIMAL
Teori Planetesimal dikemukakan oleh T.C Chamberlein dan F.R Moulton.Menurut teori ini,Matahari sebelumnya telah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang yang banyak di langit.Suatu ketika bintang berpapasan dengan Matahari dalam jarak yang dekat.Karena jarak yang dekat, tarikan gravitasi bintang yang lewat sebagian bahan dari Matahari(mirip lidah raksasa) tertarik ke arah bintaang tersebut.Saat bintang menjauh, lidah raksasa itu sebagian jatuh ke Matahari dan sebagian lagi terhambur menjadi gumpalan kecil atau planetesimal.Planetesimal-planetesimal melayang di angkasa dalam orbit mengitari Matahari.Dengan tumbukan dan tarikan gravitasi, planetesimal besar menyapu yang lebih kecil dan akhirnya menjadi planet.
TEORI BINTANG KEMBAR
Menurut Teori Bintang Kembar,dahulu Matahari merupakan bintang kembar kemudian bintang kembarannya meledak menjadi kepingan-kepingan.Karena pengaruh gaya gravitasi bintang yang tidak meledak(Matahari),maka kepingan-kepingan itu bergerak mengitari bintang tersebut dan menjadi planet-planet.
TEORI PASANG SURUT
Teori Pasang Surut pertama kali disampaikan oleh Buffon.Buffon menyatakan bahwa tata surya berasal dari materi Matahari yang terlempar akibat bertumbukan dengan sebuah komet.
Teori pasang surut yang disampaikan Buffon kemudian diperbaiki oleh Sir James Jeans dan Harold Jeffreys.Mereka berpendapat bahwa tata surya terbentuk oleh efek pasang gas-gas Matahari akibat gaya gravitasi bintang besar yang melintasi Matahari.Gas-gas tersebut terlepas dan kemudian mengelilingi Matahari.Gas-gas panas tersebut kemudian berubah menjadi bola-bola cair dan secara berlahan mendingin serta membentuk lapisan keras menjadi planet-planet dan satelit.
TEORI AWAN DEBU(PROTO PLANET)
Teori ini dikemukakan oleh Carl von Weizsaecker kemudian disempurnakan oleh Gerard P.Kuiper pada tahun 1950.Teori proto planet menyatakan bahwa tata surya terbentuk oleh gumpalan awan gas dan yang jumlahnya sangat banyak.Suatu gumpalan mengalami pemampatan dan menarik partikel-partikel debu membentuk gumpalan bola.Pada saat itulah terjadi pilinan yang membuat gumpalan bola menjadi pipih menyerupai cakram (tebal bagian tengah dan pipih di bagian tepi).Karena bagian tengah berpilin lambat mengakibatkan terjadi tekanan yang menimbulkan panas dan cahaya(Matahari).Bagian tepi cakram berpilin lebih cepat sehingga terpecah menjadi gumpalan yang lebih kecil.Gumpalan itu kemudian membeku menjadi planet dan satelit.
a. Teori nebula (Kant dan Laplace)

Teori Nebula pertama kali dikemukakan seorang filsuf Jerman bernama Imanuel Kant. Menurutnya, tata surya berasal dari nebula yaitu gas atau kabut tipis yang sangat luas dan bersuhu tinggi yang berputar sangat lambat. Perputaran yang lambat itu menyebabkan terbentuknya konsentrasi materi yang mempunyai berat jenis tinggi yang disebut inti massa di beberapa tempat yang berbeda. Inti massa yang terbesar terbentuk di tengah, sedangkan yang kecil terbentuk di sekitarnya Karena terjadi proses pendinginan, inti-inti massa yang lebih kecil berubah menjadi planet-planet, sedangkan yang paling besar masih tetap dalam keadaan pijar dan bersuhu tinggi yang disebut matahari.

Teori nebula lainnya dikemukakan oleh Pierre Simon Laplace. Menurut Laplace, tata surya berasal dari bola gas yang bersuhu tinggi dan berputar sangat cepat. Karena perputaran yang sangat cepat, sehingga terlepaslah bagian-bagian dari bola gas tersebut dalam ukuran dan jangka waktu yang berbeda-beda. Bagian-bagian yang terlepas itu berputar dan akhirnya mendingin membentuk planet-planet, sedangkan bola gas asal dinamakan matahari.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMrz7z6PQhqfBD3QfbnSOvEnJbrtj96j0wWlsIkZxQHz84uUo6FRJdvOcMFhRxopucF9TlM3T3lU8lqBn7Lha_DpCs-qu_6sp2RGwVzJebFWOK4MrE9gYZsAHcW4OUKrpHn-u1llHu4m8/s320/3.2.jpg
Gambar 3.2 Pembentukan tata surya menurut teori nebula 
(Sumber: Moh. Ma'mur Tanudidjaja, halaman 98)


b. Teori planetesimal (Moulton dan Chamberlain)

Moulton dan Chamberlain, berpendapat bahwa tata surya berasal dari adanya bahan-bahan padat kecil yang disebut planetesimal yang mengelilingi inti yang berwujud gas bersuhu tinggi. Gabungan bahan-bahan padat kecil itu kemudian membentuk planet-planet, sedangkan inti massa yang bersifat gas dan bersuhu tinggi membentuk matahari.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVYmdH4s45asO3zIRxjYHZre1-O6OKEjsvj9sV65sqRUOpnF7LpwkuSreiBiBTldMIm04Y9QoGDG62PZy2jx9VEUK-Ocb83YFuwSesTST02X1dRyoiwOTTkNDKFNqN5Qh9luBf2wBxYc4/s400/3.3.jpg

Gambar 3.3 Pembentukan tata surya menurut teori planetesimal 
(Sumber: Moh. Ma'mur Tanudidjaja, halaman 99)


c. Teori pasang surut (Jeans dan Jeffreys)

Astronom Jeans dan Jeffreys, mengemukakan pendapat bahwa tata surya pada awalnya hanya matahari saja tanpa mempunyai anggota. Planet-planet dan anggota lainnya terbentuk karena adanya bagian dari matahari yang tertarik dan terlepas oleh pengaruh gravitasi bintang yang melintas ke dekat matahari. Bagian yang terlepas itu berbentuk seperti cerutu panjang (bagian tengah besar dan kedua ujungnya mengecil) yang terus berputar mengelilingi matahari, sehingga lama kelamaan mendingin membentuk bulatan-bulatan yang disebut planet.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHdto0r5FtmgAN3HqbUdnREhsOYylktd0jiMUbuMA711hEI0GF1Jek6qhAFIbUkENEyI4UvDZaS2EPgc2VgaVmRggBX_6VKEiZf_bIq3QpfZfmhLTALhkxxXWpVWqcg_jxvLg-iSJtA6U/s320/3.4.jpg

Gambar 3.4 Pembentukan tata surya menurut teori pasang surut 
(Sumber: Moh. Ma'mur Tanudidjaja, halaman 100)


d. Teori bintang kembar (Lyttleton)

Teori bintang kembar dikemukakan astronom Inggris bernama Lyttleton. Teori ini menyatakan bahwa pada awalnya matahari merupakan bintang kembar yang satu dengan lainnya saling mengelilingi, pada suatu masa melintas bintang lainnya dan menabrak salah satu bintang kembar itu dan menghancurkannya menjadi bagian-bagian kecil yang terus berputar dan mendingin menjadi planet-planet yang mengelilingi bintang yang tidak hancur, yaitu matahari.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKD9KbFbp05IhoVt6ufc0IrYBSBbpSu8ZFV06hwNHGJPExzw4hTTLudbuZ5eOddcvCy4FalINav15jGciSOtMIAya3SqQPN8-0TS2GCX5AGAN3_lMu0oowlfZS938qwibA428pzCcfhFQ/s320/3.5.jpg

Gambar 3.5 Pembentukan tata surya menurut teori bintang kembar 
(Sumber: Moh. Ma'mur Tanudidjaja, halaman 98)


e. Teori awan debu (Weizsaecker dan Kuiper)

Weizsaecker dan Kuiper, berpendapat bahwa tata surya berasal dari awan yang sangat luas yang terdiri atas debu dan gas (hidrogen dan helium). Ketidakteraturan dalam awan tersebut menyebabkan terjadinya penyusutan karena gaya tarik menarik dan gerakan berputar yang sangat cepat dan teratur, sehingga terbentuklah piringan seperti cakram. Inti cakram yang menggelembung menjadi matahari, sedangkan bagian pinggirnya berubah menjadi planet-planet.

Ahli astronomi lainnya yang mengemukakan teori awan debu antara lain, F.L Whippel dari Amerika Serikat dan Hannes Alven dari Swedia. Menurutnya, tata surya berawal dari matahari yang berputar dengan cepat dengan piringan gas di sekelingnya yang kemudian membentuk planet-planet yang beredar mengelilingi matahari.


Demikian artikel "Teori Terbentuknya Tata Surya" ini saya susun, artikel ini saya ambil dari ( BSE ) Geografi Memahami Geografi Kelas X  karangan Bagja Waluya.
TEORI TERJADINYA TATA SURYA
Tata surya merupakan susunan benda langit ( planet, komet, meteor, asteroid, bintang, dsb) yang mengelilingi matahari. Tata surya tersebut hanyalah satu dari jutaan bintang yang tergabung dalam kelompok bintang yang dikenal dengan nama galaksi.
  1. Teori Kabut atau teori Nebula
Immanuel Kant, seorang filsafat jerman membuat suatu hipotesis tentang terjadinya tata surya. Ia mengatakan bahwa dijagat raya mula-mula tredapat gumpalan kabut atau nebula yang berputar perlahan – lahan. Oleh karena perputarannya sangat lambat, nebula mulai menyusut sehingga membentuk sebuah cakram datar ditengah-tengahnya. Penyusutan berlanjut dan membentuk matahari dipusat cakram. Penyusutan mengakibatkan cakram berputan dengan cepat sehingga bagian tepi cakram terlepas membentuka gelang-gelang bahan , yang kemudian memedat mendaji planet-planet yang berevolusi dalam orbit hampir melingkar mengitari matahari.
Pada waktu yang hampir bersamaan, seorang ahkli fisika Prancis, Pierre Simon de Laplace mengemukakan teori yang hampir sama. Ia megatakan bahwa tata surya berasal dari kabut panas yang berpilin. Pilinan tersebut berupa gumpalan kabut yang membentuk bulatan seperti bola besar. Semakin kecil bola itu, pilinannya semakin cepat sehingga bentuk bola itu menepat pada kutubnya dan melebar dibagian ekuatornya. Kemudian sebagian massa gas diekuatornya itu menjauh dari gumpalan intinya membentuk gelang-gelang yang akhirnya berubah menjadi gumpalan padat. Gumpalan padat itulah yang menjadi planet dan satelitnya sedangkan bagian inti kabut tetap brebentuk yang berpijar yang disebut dnegan matahari.
  1. Teori Planetesimal
Thomas C . Chamberlin seorang ahli geologi dan Forest R Moulton seorang ahli astronomi mengemukakan teori yang dikenal dengan teori planetesimal yang berarti planet kecil. Teori ini menyatakan bahwa matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang. Suatu saat matahari berpapasan dengan sebuah bintang dengan jarak yang tidak terlalu jauh shingga terjadi peristiwa pasang naik pada permukaan matahari maupun bintang itu, serta bagian dari massa matahari tertarik kearah bintang. Pada waktu bintang tersebut menjauh, sebagian dari massa matahari jatuh kembali ke permukaan mathari dan sebagian lagi terhambur keluar angkasa disekitar matahari. Hal inilah yang dinamakan planetesimal yang kemudian menjadi planet-planet yang beredar mengelilingi orbitnya.
  1. Teori bintang kembar
Menurut teori ini, matahari mungkin merupakan bintang kembar. Kemudian bintang yang satu meledak menjadi kepingan-kepingan. Akibat pengaruh gaya gravitasi bintang lainnya maka kepingan-kepingan ini bergerak mengitari bintang-bingtang itu dan menjadi planet-planet. Bintang yang tidak meladak tetap sebagai bintang yang sekarang disebut dengan matahari.
  1. Teori proto planet
Pada tahun 1940 seorang astronomi jerman bernama Carl Von Weiszzacker mengembangkan suatu teori yang dikenal dengan teori awan debu. Pada daarnya teori ini mengemukakan bahwa tata surya itu terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Lebih dari 5000 juta tahun yang lalu, salah satu gumpalan awan itu mengalami pemampatan sehingga partikel-partikel debu tertarik ke bagian pusat wan itu membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin. Lama kelamaan gumpalan gas itu menjadi pipih seperti cakram yang tebal dibagian tengah dan lebih tipis dibagian tepinya. Bagian tengah cakram gas itu berpilin lebih lambat dari bagian tepinya. Oleh karena itu partikel-partikel dibagian tengah cakram itu saling menekan timbullah panas dan pijar. Bagian inilah yang menjadi matahari.
Bagian yang lebih luar, berputar sangat cepat sehingga terpecah-pecah menjadi banyak gumpalan gas dan debu yang lebih kecil yang juga turut berpilin. Bagian inilah yang kemudian membeku dan menjadi planet-planet serta satelit-satelitnya. Bahan planet itu dinamakan pula proto planet.
DAFTAR PUSTAKA
- Tjasyono HK, Bayong.2003. Geosains.Bandung:ITB
- Wiladi, Hasan.2003. Fisika untuk SMU. Bandung:Grafindo.